BAINDONESIA.CO – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) guna mendeteksi stunting di Kukar.
Pembentukan tim tersebut merupakan hasil kolaborasi yang erat DP2KB Kukar dengan tenaga kesehatan dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Sekretaris DP2KB Kukar Dra. Mastukah menyampaikan bahwa masalah stunting merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang perlu penanganan serius.
Kata dia, pembentukan TPK bertujuan untuk menekan risiko stunting.
Masyarakat diharapkannya mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan lengkap.
“Dipastikan mendapatkan pendampingan dan memastikan yang hamil mendapat tablet tambahan darah,” ujarnya saat diwawancarai awak media pada Jumat (29/3/2024).
Ia mengatakan bahwa TPK terdiri dari tenaga kesehatan, PKK, serta kader-kader DP2KB Kukar yang dilatih khusus untuk mendeteksi faktor-faktor risiko stunting dalam keluarga.
Mereka akan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah warga serta melakukan pendataan untuk mendeteksi warga yang berisiko terkena stunting.
“Risiko stunting itu dibuat bukan tiba-tiba, tetapi berdasarkan hasil pendataan melalui sistem informasi pendapatan keluarga, kemudian di-input ke sistem informasi keluarga,” jelasnya.
Selain itu, TPK akan bekerja sama dengan Puskesmas dan lembaga terkait untuk melakukan pemantauan secara berkala serta memberikan intervensi yang tepat jika ditemukan warga yang berisiko mengalami stunting.
“Kami hanya tangani di risiko stunting. Kalau yang menyatakan stunting itu hanya dokter spesialis anak, dan akan dibawa ke rumah sakit karena ada perlakuan khusus kalau sudah ditemukan,” ungkapnya. (adv/jt/um)