BAINDONESIA.CO – Produksi pertanian di Kaltim mengalami penurunan akibat El Nino. Hal ini disampaikan oleh Anggota DPRD Kaltim, Safuad.
Dalam beberapa waktu terakhir sebagian besar kabupaten/kota merasakan dampak dari fenomena El Nino. Cuaca panas hingga kekeringan memberikan dampak buruh bagi sektor pertanian.
Safuad menerangkan, penurunan hasil produksi pertanian tersebut terjadi dalam angka yang cukup signifikan.
Ia pun meminta pemerintah untuk mengambil solusi atas musibah yang terjadi di sektor pertanian. Dia meminta pemerintah turut memikirkan solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi para petani di Kaltim.
“Bukan hanya pemerintah provinsi, tapi di tingkat kabupaten/kota juga,” bebernya, Senin (20/11/2023).
Dia mengusulkan kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan sektor pertanian untuk berkoordinasi dalam menangani masalah kemarau berkepanjangan.
Penurunan hasil produksi pertanian memiliki kaitan erat dengan pemenuhan dan ketersediaan kebutuhan pangan di daerah.
“Karenanya, isu krisis pangan pun berpotensi terjadi jika hal ini tak lekas ditangani bersama-sama,” jelasnya.
Safuad menerangkan bahwa pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sudah menyiapkan sejumlah program untuk mengantisipasi dampak EL Nino.
Beberapa hal yang sudah disiapkan yakni adaptasi, mitigasi dan kolaborasi. “Mitigasi dengan memastikan suplai air ke sawah bisa terjaga,” lanjutnya.
Namun, untuk melaksanakan program tersebut, perlu peran serta pemerintah karena alat-alat yang digunakan belum tentu dimiliki oleh seluruh petani.
Karena itu, uluran tangan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan aliran air ke sawah bisa terus terjaga.
Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. (adv/rk/um)