BAINDONESIA.CO – Pencak silat adalah cabang olahraga sekaligus seni budaya asli berbasis olahraga dari Indonesia yang telah berakar kuat dalam tradisi dan budaya masyarakat Nusantara.
Karena itu, IPSI Kukar menginginkan pencak silat menjadi ekstrakurikuler yang diwajibkan di sekolah-sekolah se-Kukar.
Keinginan ini beralasan. Pasalnya, generasi baru Indonesia harus diperkenalkan kesenian dan budaya asli negara ini sejak dini.
Sekretaris Umum IPSI Kukar Mahmuddin menjelaskan bahwa sebagian besar perguruan silat di Kukar menginginkan pencak silat dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
“Kami berharap pencak silat itu diwajibkan di sekolah-sekolah negeri, sehingga itu bisa menumbuhkan kecintaan dari pelajar-pelajar kita terhadap pencak silat sebagai olahraga yang berawal dari kebudayaan Indonesia,” ujarnya, Senin (13/11/2023).
Saat ini, sambung dia, IPSI telah menetapkan batas minimum seseorang yang bisa mengikuti perguruan, cabang olahraga, dan kejuaraan pencak silat.
Ia menerangkan bahwa pihaknya juga telah menetapkan petunjuk teknis pencak silat di tingkat pelajar.
“Sekarang diatur tentang umur: 7-9 tahun itu masuk di usia dini, kemudian 9-14 tahun untuk pra remaja, 14-17 tahun remaja, 17-35 tahun untuk kelas dewasa atau senior, 35-45 kelas master,” jelasnya.
Kata dia, tak semua sekolah bisa mengadakan ekstrakurikuler pencak silat.
“Mungkin kita bisa lakukan piloting-piloting project di beberapa sekolah yang sekolah-sekolahnya nanti minimal memiliki ekstrakurikuler pencak silat,” katanya.
“Ini harapan kita ke depannya bisa berjalan seperti itu, sehingga pencak silat bisa bertumbuh, kemudian bisa dicintai oleh anak bangsa kita,” harapnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan RI, sebut dia, terdapat sejumlah ekstrakurikuler wajib bagi setiap pelajar.
“Saat ini kan ekstrakurikuler wajib adalah pramuka. Kita pengen…Kukar ekstrakurikuler wajibnya adalah pencak silat, sehingga di sekolah-sekolah itu ada pencak silatnya,” harap dia.
Ia mengatakan, IPSI Kukar sudah mempersiapkan pelatih-pelatih yang akan melatih para pelajar. Pelatih-pelatih tersebut sudah mengantongi sertifikat kompetensi.
“Jadi, tidak semua pelatih, asal bisa pencak silat bisa melatih di sekolah. Dia harus mengikuti sertifikasi dulu di IPSI. Dia layak menjadi pelatih di sekolah, baru kita tugaskan,” tegasnya. (adv/ilh/fb)