BAINDONESIA.CO – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kabupaten Kukar Jumadil Anwar menyebutkan bahwa tak semua orang bisa menjadi pengusaha sukses.
Menurut dia, setiap orang bisa menjadi pengusaha. Dalam artian, membuka usaha apa pun tergolong mudah. Namun, mempertahankannya membutuhkan energi, modal, waktu, dan kesabaran ekstra.
“Yang lebih sulit itu mempertahankan eksistensi usaha itu sendiri,” katanya, Kamis (16/11/2023).
Jumadil mengatakan, seseorang harus terlebih dahulu membuka cara pandangnya (maindset) sebelum memilih menjadi pengusaha.
“Apakah mau jadi pekerja atau jadi bos. Kalau mau jadi pekerja, sektor-sektor industri itu bisa menjadi akses anak-anak muda. Tapi, kalau mau jadi bos di usaha sendiri, ya harus berusaha. Harus jadi pengusaha,” tegasnya.
Jika seseorang ingin menjadi pengusaha, sebut dia, modal utamanya adalah bismillah.
Selain itu, ia menyebutkan, kekayaan terbesar seorang pengusaha adalah relasi. Apabila seseorang memiliki relasi, dia bisa membangun kemitraan dalam mengembangkan bisnisnya.
“Banyak orang yang menjadikan modal sebagai acuan dalam berusaha. Sebenarnya, enggak begitu,” tegasnya.
Dia mengungkapkan bahwa setiap pengusaha memiliki tiga latar belakang berbeda-beda yang dibentuk lewat nasab, nasab, dan desain.
“By nasab itu dalam artian dia keluarganya dari pengusaha. Wajar kalau dia jadi pengusaha. Kalau by nasib ini kan seperti saya. Saya dari lingkungan keluarga bukan pengusaha. Petani. Ini harus bertarung dengan situasi dan kondisi yang ada,” jelasnya. (adv/um)