BAINDONESIA.CO – Provinsi Kaltim memiliki sejumlah tantangan pasca kepemimpinan Isran Noor di periode pertama. Salah satunya percepatan hilirisasi di sektor pertambangan, pertanian, dan sektor-sektor unggulan lainnya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Samarinda Dr. Aji Sofyan Effendi menjelaskan bahwa saat ini Kaltim masih menjual produk yang berasal dari berbagai sektor secara mentah.
“Sekarang itu kan masih material itu. Bongkar batu bara ke ponton, kemudian kirim. Bongkar sawit, masuk truk, kirim,” jelasnya kepada baaindonesia.co pada Senin (4/9/2023) malam.
Industri hilir, sebut dia, menjadi solusi di masa depan. Ia mencontohkan industri hilir di sektor pertambangan batu bara. Sebelum dikirim dan dijual, batu bara mesti diolah terlebih dahulu menjadi berbagai produk turunan. “Banyak industri turunan batu bara itu,” katanya.
Kelapa sawit pun, lanjut dia, memiliki industri turunan yang dapat dikembangkan di Bumi Mulawarman. Salah satunya Crude Palm Oil atau CPO.
“Sehingga industri hilir ini yang pada akhirnya banyak menyerap tenaga kerja, mengurangi angka pengangguran, mengurangi angka kemiskinan,” ucapnya.
Selain mendorong percepatan hilirisasi, Aji Sofyan menyarankan Pemprov Kaltim memaksimalkan APBD Kaltim 2023 yang cukup besar untuk investasi di bidang infrastruktur yang menjadi tanggung jawab Gubernur Kaltim.
Ia mencontohkan perbaikan jalan antar kabupaten/kota di Kaltim yang dinilainya masih banyak yang rusak parah, salah satunya jalan dari Kabupaten Kutai Barat menuju Kabupaten Mahakam Ulu.
“Itu perlu akselerasi; perlu percepatan, sehingga infrastruktur ini yang pada akhirnya mem-backup pertumbuhan ekonomi, karena tanpa infrastruktur yang baik, tidak mungkin ekonomi itu akan tumbuh,” tegasnya.
“Jadi, PR ke depan bagaimana infrastruktur 10 kabupaten/kota itu mulus. Bagaimana uang APBD Kalimantan Timur bisa meng-intercept secara langsung sehingga infrastruktur dasar yang terkait jalan, jembatan, energi listrik, kemudian air bersih itu di Kalimantan Timur itu tidak ada masalah lagi; tidak ada perbincangan lagi ke arah itu. Semua sudah ready; semua sudah bagus,” lanjutnya.
Selain sejumlah sektor tersebut, dosen Fakultas Ekonomi Unmul Samarinda itu melihat peluang besar pengembangan ekonomi Kaltim di bidang agribisnis berupa produk pertanian, juga di sektor perikanan dan peternakan.
“Begitu banyak perairan Kalimantan Timur ini yang belum dieksploitasi. Padahal, kalau saja ini bisa dieksploitasi, mungkin APBD Kalimantan Timur itu bisa naik tiga kali lipat. Kelautan, ekonomi hijau, green culture, agribisnis itu juga termasuk industri hilirnya potensinya besar,” terangnya.
Kata dia, Kaltim memiliki laut yang cukup luas. Di dalamnya terdapat potensi perikanan yang dapat dikembangkan oleh Pemprov Kaltim. Wilayah perairan laut juga menjadi rute pelayaran internasional yang selama ini dinilainya belum memberikan kontribusi apa pun terhadap APBD Kaltim.
“Kita harapkan ke depan fokus pemerintah daerah itu di bawah era kepemimpinan pak Isran Noor bisa leading ekonomi hijau dan ekonomi biru itu, sehingga dengan demikian potensi yang belum tergarap optimal itu (bisa digarap secara maksimal),” pungkasnya. (um)