BAINDONESIA.CO – Ketua Komisi I DPRD Kaltim Baharuddin Demmu menjelaskan bahwa penguatan ketahanan pangan di Kaltim harus dibarengi dengan edukasi masyarakat tentang bahaya pertambangan.
Menurut dia, tidak sedikit petani di Kaltim yang memberikan lahan mereka kepada perusahaan tambang dengan jaminan uang dengan nominal besar.
“Masyarakat saja tergiur dengan uang ratusan juta yang dikasih oleh perusahaan pertambangan,” bebernya, Kamis (16/11/2023).
Padahal, kata dia, jika sektor pertanian dapat dioptimalkan, maka akan memberikan hasil yang menjanjikan bagi masyarakat.
Dengan begitu, Demmu meyakini masyarakat tidak akan menjual tanah mereka untuk aktivitas pertambangan, terlebih pertambangan ilegal, yang seyogyanya merusak lingkungan.
“Bisa jadi karena dalam pengelolaan lahan belum mendapatkan hasil yang menjanjikan, sehingga dia berpikir jangka pendek, tapi kalau dijadikan lahan pertanian akan menjadi investasi jangka panjang,” jelasnya.
Apabila lahan pertanian tersebut diberikan kepada para penambang, masyarakat akan merasakan dampak buruknya dalam jangka panjang.
Dia pun mendorong optimalisasi sektor pertanian di Kutai Kartanegara menjelang pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Pertanian dalam arti luas kan bisa dibarengi dengan peternakannya, sehingga Kukar bisa menyuplai daging; bisa juga di sektor perikanannya, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan jika sektor pertanian ini diperkuat,” ucapnya.
Demmu juga mendorong daerah-daerah di Kaltim dapat memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan ataupun sektor lainnya untuk mendukung IKN Nusantara.
“Jadi, kalau dari luar semua ya, akhirnya kita jadi penonton. Itu yang kita tidak ingin,” pungkasnya. (adv/rk/fb)