BAINDONESIA.CO – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah berusaha menyelamatkan tanaman dari ancaman kekeringan.
Langkah ini diambil Distanak Kukar sebagai respons terhadap cuaca yang tidak menentu serta hujan yang tak terduga yang dapat mengancam ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Kepala Distanak Kukar Muhammad Taufik menjelaskan bahwa tanaman yang sedang berbunga memiliki kebutuhan air yang tinggi.
“Fokus saat ini menyelamatkan tanaman yang sekarang mau bunting,” ungkapnya saat diwawancarai awak media pada Rabu (20/3/2024).
Tanaman dalam masa tersebut, sambung dia, tengah memasuki tahap pembuahan sehingga membutuhkan air yang cukup serta cuaca yang stabil.
“Dia memerlukan air untuk melangsungkan hidup sampai ke bunting,” terangnya.
Ia menyebut sejumlah lahan pertanian di Kukar telah retak akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Untuk mengatasi masalah ini, Distanak Kukar telah merancang serangkaian langkah dan program, termasuk penyediaan sumber air tambahan.
Taufik menjelaskan, terdapat dua jenis air untuk mengairi lahan pertanian, di antaranya air permukaan dan tanah.
“Air permukaan itu dilakukan dengan sistem kita ini pipanisasi dan pompanisasi di parit-parit. Ada long storage yang masih enggak ada airnya. Untuk air dalam, yakni air tanah, ada tanah dangkal dan tanah dalam,” ungkapnya.
Distanak Kukar, lanjut dia, pernah menjalankan program sumur bor di air dangkal.
Langkah lain, pihaknya menggandeng TNI dan Pemprov Kaltim untuk menyediakan air yang akan disalurkan ke lahan-lahan pertanian di Kukar.
“Sekarang kita kerja sama dengan TNI dan dikawal Provinsi Kaltim untuk penyediaan pompa air,” bebernya.
Ia berharap berbagai langkah tersebut dapat menyelamatkan tanaman para petani di Kukar dari ancaman gagal panen.
“Semoga upaya ini dapat memberikan perlindungan yang cukup bagi tanaman dan petani di Kukar dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca yang semakin enggak stabil,” harapnya. (adv/jt/um)