BAINDONESIA.CO – Ahamka dan Aqsa Working Group (AWG) menyelenggarakan seminar dan pameran perjuangan Palestina di kampus Uhamka Jakarta pada Rabu (17/1/2024).
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan dukungan moral dan politik terhadap perjuangan Palestina.
Hadir dalam seminar ini Rektor Uhamka Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, para wakil rektor, Deputi Ambasador Palestina Mr. Muammar, Ketua Umum AWG H. Agus Sudarmaji, dan Relawan Mer-c Farid Zanjabil Al-Ayubi.
Ketua Umum AWG H. Agus Sudarmaji menjadi salah satu narasumber dalam seminar tersebut.
Ia menyampaikan bahwa terdapat 15 juta warga Palestina kehilangan tempat tinggal sejak agresi militer Zionis Israel.
Berdasarkan data Federasi Jurnalis internasional, sekitar 94 wartawan dibunuh dan hampir 400 lainnya dipenjara oleh Israel.
“Semua ini harus dilawan oleh semua orang dan bahkan oleh pemerintahan mana pun yang memiliki nurani,” tegasnya.
Pembukaan UUD 1945, lanjut dia, mengharuskan setiap warga negara Indonesia ikut serta menghapus segala bentuk penjajahan di atas muka bumi serta ikut mendorong perdamaian abadi.
Agus menyebut Palestina tak hanya menghadapi agresi militer, tetapi juga genosida secara sistematis yang bertujuan membersihkan bangsa Palestina. “Ini yang sedang dilakukan Israel,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Relawan Mer-c Farid Zanjabil Al-Ayubi yang tengah menempuh pendidikan di Palestina, menceritakan pengalaman dan perjuangan Palestina dalam melawan genosida tersebut.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim mengurai, genosida yang dilakukan Israel telah merenggut nyawa 23 ribu orang warga Palestina.
Pembantaian massal tersebut, kata dia, harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperkuat empati kemanusiaan sekaligus keberanian menolak dan melawan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel.
“Segala bentuk penjajahan di atas muka bumi dan kejahatan yang secara sengaja merampas, merugikan, dan menghilangkan nyawa manusia harus dilawan,” tegasnya.
Ia menyebut MUI senantiasa menyuarakan serta memberikan respons terhadap sejumlah persoalan internasional, salah satunya soal Palestina.
Menurut Prof. Sudarnoto, ada empat hal yang perlu dilakukan bangsa Indonesia untuk mendorong kemerdekaan Palestina.
Pertama, Indonesia memiliki hutang sejarah dengan Palestina karena negara tersebut telah membantu kemerdekaan bangsa Indonesia.
Atas dasar itu, bangsa Indonesia harus berterima kasih dan mendukung upaya Afrika Selatan yang mengajukan Israel ke Mahkamah Internasional. “Berharap Israel benar-benar akan memperoleh sanksi atas kejahatan yang telah dilakukannya,” ujar dia.
Kedua, peran civil society sangat penting dalam menyuarakan perlawanan atas genosida yang tengah dilakukan Zionis Israel terhadap bangsa Palestina.
“Sekaligus mendorong lahirnya keadilan dunia. Jangan sampai penjajahan terus berlanjut. Public pressure harus terus dilakukan baik kepada Israel maupun Amerika,” sarannya.
Ketiga, menggalakkan aksi demonstrasi pembelaan terhadap Palestina. Persaudaraan global lintas bangsa, negara, agama, dan golongan sangat penting dalam upaya membela Palestina.
“Apa yang terjadi di Palestina bukan sekedar persoalan Hamas-Israel, akan tetapi ini persoalan kejahatan kemanusiaan yang menjadi musuh kemanusiaan global,” terangnya.
Keempat, penguatan literasi yang benar terhadap masalah yang dihadapi bangsa Palestina.
“Literasi yang benar penting dibangun agar kesadaran kemanusiaan terus tumbuh,” katanya.
Menurut dia, kejahatan Israel berakar pada motif ekonomi, penguasaan wilayah, politik, dan keamanan.
“Dengan demikian, kita bisa bersama-sama memahami secara baik bahwa genosida sebagaimana yang dilakukan Zionisme Israel adalah musuh bagi setiap orang dan harus dilawan,” tutupnya. (mk/um)