BAINDONESIA.CO – Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2024 yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat sorotan dari sejumlah pihak di Kukar.
Pasalnya, enam kecamatan di Kukar tidak dapat berpartisipasi dalam ajang tersebut karena kesalahan teknis dalam pendaftaran.
Ketidakhadiran perwakilan dari enam kecamatan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan administrasi dan koordinasi di tingkat kecamatan.
Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SD Disdikbud Kukar Patahangi menyayangkan kejadian ini.
Menurut dia, kegagalan pendaftaran terjadi karena beberapa sekolah di enam kecamatan tersebut tidak mengikuti prosedur pendaftaran yang telah ditetapkan oleh Pusat Prestasi Nasional.
Ia pun memaklumi sejumlah kecamatan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sebab, aturan permainan dalam kegiatan tahun ini berbeda dengan tahun lalu.
“Ini harus dari awal peserta didik didampingi oleh operator sekolah, guru kelas, maupun guru olahraga untuk mendaftar langsung ke aplikasi dari pusat prestasi nasional,” jelasnya saat diwawancarai di Gedung PBSI Kukar, Kamis (13/6/2024).
Enam kecamatan yang tidak bisa ikut serta dalam O2SN 2024 adalah Kecamatan Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Muntai, Muara Kaman, dan Sebulu.
Ketidakhadiran mereka berarti peluang bagi siswa-siswa berbakat dari kecamatan-kecamatan tersebut untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi terhambat.
“Karena hasil O2SN ini yang juara 1 otomatis mewakili Kukar ke tingkat provinsi yang rencananya akan digelar di tanggal 15-18 Juni 2024 di Balikpapan,” ungkapnya.
Meski demikian, kegiatan O2SN 2024 tetap berlangsung meriah karena ditandai dengan partisipasi dari sekolah-sekolah lain di Kukar.
Para siswa menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam berbagai cabang olahraga, seperti atletik, renang, bulu tangkis, karate, dan pencak silat.
Patahangi berharap kecamatan-kecamatan yang tidak berkesempatan hadir dalam kegiatan ini terus mendampingi anak-anak didik mereka.
“Saya kira harus dipandu terus; dikawal terus, karena bisa saja juara di seleksi kecamatan tetapi di kabupaten tidak ikut karena tidak di kawal,” pesannya. (*)
Penulis: Junaidin