BAINDONESIA.CO – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan serangan balasan Iran terhadap Israel “terbatas” dan tidak ada situs non-militer yang menjadi target serangan.
Seperti diketahui, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah menggempur Israel pada Sabtu malam dengan rentetan drone dan rudal sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada 1 April.
Serangan balasan tersebut telah menimbulkan kerusakan pada pangkalan militer Israel di seluruh wilayah pendudukan, namun tingkat kerusakannya belum diketahui secara pasti.
“Dalam operasi ini, angkatan bersenjata Republik Islam Iran dengan perhitungan akurat dan menggunakan drone serta rudal telah menyerang pangkalan militer tempat pesawat F-35 milik rezim Zionis melakukan agresi terhadap gedung Kedutaan Besar Iran di Damaskus,” ungkap Amir-Abdollahian dalam pertemuan konferensi dengan duta besar asing di Teheran, Ahad (14/4/2024).
Dia juga menyebutkan bahwa pemerintah AS telah diberitahu tentang serangan terhadap Israel dan bahwa pembalasan tersebut bertujuan untuk menghukumnya.
“Kami mengirimkan pesan pagi ini ke Gedung Putih dan menyatakan bahwa ini adalah operasi terbatas dengan kekuatan minimum hanya untuk mengamankan hak kami atas pertahanan yang sah dan untuk menghukum rezim Israel,” terang Amir-Abdollahian.
“Terbatasnya pertahanan sah dan hukuman terhadap rezim Zionis berarti kami tidak menetapkan target sipil apa pun dalam respon kami,” sambungnya.
Dia juga menjelaskan, “Angkatan bersenjata kami tidak membidik lokasi ekonomi atau populasi apa pun, bahkan dalam serangan terhadap pangkalan militer di mana pusat operasi rezim Zionis terhadap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus berada, tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani dan merespons rezim Zionis.”
Menteri luar negeri Iran juga menekankan bahwa negaranya tidak pernah mencari ketegangan di kawasan dan telah menunjukkan pengendalian diri selama enam bulan terakhir dalam menghadapi kejahatan Israel di Jalur Gaza.
Di pihak lain, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan negaranya pada Sabtu malam mengalami “malam paling dramatis dalam sejarahnya” sehubungan dengan pembalasan militer Iran.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi di saluran resmikan pada hari Ahad, Galant mengatakan, “Israel mengalami malam paling dramatis dalam sejarahnya.”
Dia menambahkan, “Iran menembakkan berbagai jenis rudal ke Israel, termasuk lebih dari 100 rudal balistik, masing-masing berbobot ratusan kilogram bahan peledak.”
Dia mengklaim bahwa persiapan yang dilakukan negaranya bekerja sama dengan mitra AS menghasilkan “hasil yang sangat mengesankan” dalam menghadapi serangan Iran, meskipun televisi resmi Iran mengatakan bahwa setengah dari rudal yang diluncurkan “berhasil” mengenai sasaran di Israel. (*)
Sumber: Liputan Islam