BAINDONESIA.CO – Provinsi Kaltim menjadi salah satu daerah yang bergantung pada beras impor. Hal ini menjadi perhatian serius Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji.
Ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk mendorong para petani menghasilkan lumbung pangan lokal.
Pasalnya, Kaltim kerap mengimpor beras di Pulau Jawa, Sulawesi, dan beberapa daerah lainnya yang memproduksi beras.
Dia meminta Pemprov Kaltim memaksimalkan potensi para petani untuk memanfaatkan lahan yang luas dan subur di Bumi Etam.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pangan yaitu bekerja sama dengan Kementerian Pertanian seperti pemberian bibit yang sesuai dengan kondisi tanah di Kaltim.
“Kita juga harus memberikan perlakuan yang tepat kepada tanah di daerah, agar hasilnya maksimal. Kita juga harus mencetak sawah yang baik dan memperbesar area persawahan. Ini semua untuk mencapai swasembada pangan di Kaltim,” tuturnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah dan pusat telah memprioritaskan pembangunan bendungan dan embung di beberapa lokasi di Kaltim, seperti Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Keberadaan bendungan dan embung ini, lanjut dia, penting untuk menyediakan air irigasi yang berkelanjutan bagi petani.
“Kami tahu bahwa musim kemarau yang panjang ini sangat berpengaruh terhadap hasil panen di Kaltim. Makanya kita harus punya irigasi yang setiap saat ada airnya. Bendungan dan embung menjadi prioritas kita untuk mewujudkannya,” jelas dia.
Seno berharap ketersediaan Alsintan, bendungan, embung, dan bantuan lainnya menghasilkan pangan di Kaltim yang meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data statistik, ada kenaikan hasil gabah di Kutai Kartanegara dari tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.
“Ini menunjukkan bahwa program yang kita canangkan sudah mulai menunjukkan hasilnya. Meskipun ada penurunan produksi gabah di akhir tahun ini karena musim kemarau, tapi kita optimis tahun depan akan lebih baik lagi,” ujar Seno. (adv/rk/um)