BAINDONESIA.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyebut angka kemiskinan di Kukar selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Kepala BPS Kukar, Nur Wahid menjelaskan, angka kemiskinan di Kukar pada tahun 2018 mencapai 7,41 persen.
Pada tahun 2019, angka kemiskinan menurun menjadi 7,20 persen. Dua tahun berikutnya tingkat kemiskinan di Kukar mencapai 7,99 persen akibat pandemi Covid-19.
Pasca pandemi, pada tahun 2022 angka kemiskinan kembali menurun menjadi 7,96 persen. Tren penurunan ini berlanjut hingga tahun 2023 yang mencapai 7,61 persen.
“Namun pada tahun 2022 dan 2023, yaitu pasca pandemi, kembali menurun sampai dengan sekarang,” jelas Wahid Kepala BPS Kukar pada Jumat (19/1/2024).
Kenaikan angka kemiskinan di Kukar pada tahun 2020-2021 juga disebut Wahid karena dipengaruhi penambahan jumlah pendatang baru dari luar daerah.
Berdasarkan analisis BPS, penurunan angka kemiskinan tersebut dipengaruhi berbagai program pembangunan ekonomi dan sosial yang diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah Kukar.
Program-program tersebut tak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi, tetapi juga mencakup aspek-aspek pendidikan dan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dia menjelaskan bahwa capaian ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
“Kami berupaya keras untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan menerapkan kebijakan yang berbasis data dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Meskipun angka kemiskinan di Kukar mengalami penurunan signifikan, beberapa kecamatan masih mengalami tantangan serius dari segi kemiskinan.
Kata Wahid, pemerintah daerah berusaha merumuskan strategi lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Kukar. (jt/um)