BAINDONESIA.CO – Juru bicara Dewan Keamanan Amerika Serikat John Kirby melaporkan, yang dipublikasikan media negara tersebut, tentang pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia.
Kirby mengatakan kepada wartawan pada Senin (9/9/2024) malam, “Amerika Serikat tidak dapat mengonfirmasi laporan yang dipublikasikan tentang pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia.”
Sebelumnya, Wall Street Journal mengklaim bahwa para pejabat Amerika mengatakan kepada rekan-rekan mereka di Eropa bahwa Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke Rusia.
Mengutip klaim Wall Street Journal, Gedung Putih mengatakan bahwa “pengalihan rudal dari Iran ke Rusia menunjukkan peningkatan besar dalam dukungan Teheran terhadap Moskow.”
Sehubungan dengan itu, dengan menegaskan tuduhan terhadap Iran tersebut, beberapa jam yang lalu kuasa usaha Iran di Ukraina dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri negara tersebut.
Kementrian Luar Negeri Ukraina yang diterbitkan 9 September malam menyatakan, “Pada tanggal 9 September, Kementerian Luar Negeri Ukraina memanggil Duta Besar Republik Islam Iran di Ukraina untuk menyampaikan keprihatinan mendalam pihak Ukraina mengenai kemungkinan pengalihan rudal balistik Iran ke Federasi Rusia.”
Dengan Ukraina atas klaim yang dilontarkan media Barat terhadap Iran terkait pengiriman rudal balistik ke Rusia, sementara dalam beberapa hari terakhir, otoritas Iran dan Rusia menolak klaim tersebut.
Sebagai jawaban atas pertanyaan CNN terkait pemberitaan Iran mengirimkan rudal balistik ke Rusia, Kantor perwakilan Iran di PBB yang berlokasi di New York mengumumkan pada Jumat pekan lalu bahwa posisi Republik Islam Iran tidak berubah sama sekali terkait konflik di Ukraina.
Iran menganggap tidak manusiawi mengirimkan bantuan militer kepada pihak-pihak yang bertikai, yang menyebabkan kerugian manusia dan infrastruktur yang meluas, serta menjauhkan diri dari perundingan gencatan senjata.
Oleh karena itu, bukan saja tidak melakukan hal tersebut, namun juga mengajak negara lain untuk berhenti mengirimkan senjata kepada pihak-pihak yang terlibat konflik.
Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, juga mengatakan mengenai klaim ini dalam pertemuan mingguannya yang diadakan kemarin.
“Kami memiliki posisi yang jelas mengenai perkembangan di Ukraina dan krisis di Ukraina, dan sangat disayangkan bahwa beberapa pihak yang tergabung dalam perang dan perselisihan mereka berada dalam krisis Ukraina, mereka melontarkan tuduhan terhadap Iran dengan motif politik. Kami bukan bagian dari perang dan konflik dalam masalah Ukraina, dan kami telah berulang kali menekankan bahwa kami menganggap solusi politik sebagai solusi terbaik terhadap krisis ini,” tegasnya.
Diplomat senior Republik Islam Iran ini mengingatkan, “Kami menolak keras tuduhan yang dilontarkan mengenai peran Iran dalam mengekspor senjata ke salah satu pihak yang berperang dalam krisis Ukraina, dan kami menganggap tuduhan dan klaim tersebut sebagai akibat dari agenda politik negara pihak-pihak yang melontarkan tuduhan tersebut.”
Reaksi pihak berwenang Iran tidak terbatas pada aparat diplomatik Iran, tetapi Sardar Fazlollah Nozari, wakil operasi pangkalan pusat Khatam-ul-Anbiya, Senin kemarin menolak klaim pengiriman rudal Iran ke Rusia.
Dia berkata, “Posisi Republik Islam Iran mengenai perang di Ukraina, yang telah diumumkan berkali-kali, adalah tidak mendukung salah satu pihak yang berperang dan tidak mempertimbangkan legitimasi perang ini. Tidak ada rudal yang dikirim ke Rusia dan klaim ini merupakan semacam perang psikologis.”
Di sisi lain, Dmitry Peskov, juru bicara Istana Kepresidenan Rusia, menanggapi klaim media Amerika pada hari Jumat bahwa Teheran menyediakan rudal balistik jarak pendeknya ke Moskow.
Dia menyatakan, “Kami melihat laporannya, namun informasi tersebut tidak selalu sesuai dengan kenyataan.” (*)
Sumber: Khabarfoori.com