Gong 755

Penulis. (Istimewa)

Oleh: Aji Sofyan Effendi*

Sidang Pleno ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) ke-23 di salah satu hotel di Bengkulu dan Seminar Nasional/Internasional MBEB 2023 di Kampus Universitas Bengkulu yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Bank Indonesia sekaligus sebagai Ketua Umum ISEI Ferry Warjiyo, tanggal 15-17 September, telah melahirkan manifesto 755, berupa 7 capaian, 5 tantangan, dan 5 peran ISEI dan respons kebijakan.

Sebagai upaya ISEI untuk mendorong pemikiran dan konsep Indonesia maju, tantangan ekonomi Indonesia di tingkat global bukanlah hal mudah, eskalasi politik serta militer internasional dan dinamika ekonomi internasional yang berubah dengan cepat perlu disikapi dengan ketahanan ekonomi Indonesia yang mumpuni dan terencana, pasca Covid-19 telah memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia meiliki “imunitas” yang cukup tinggi, di tengah keterpurukan pertumbuhan ekonomi global dan ASEAN yang relatif rendah bahkan ada yang minus, ekonomi Indonesia tetap leading di pertumbuhan positif, walaupun tidak terlampau tinggi, saat Covid masih bergerak di sekitar 1,5 % -3 %, namun pasca Covid-19 berakhir ekonomi Indonesia mampu melejit di kepala 5 %.

Tentu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi ini bukanlah hal yang mudah. Kebersamaan ABG (Akademisi, Bisnis, dan Government) yang menjadi sel utama di ISEI telah memberikan kontribusi positif atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, memasuki paruh kedua 2023, tiga lembaga internasional memperbarui ramalan kondisi perekonomian dunia. Mayoritas menaikkan sedikit proyeksi pertumbuhan ekonomi, di tengah kuatnya tekanan ketidakpastian akibat tren kenaikan suku bunga acuan.

Bank Dunia atau World Bank merupakan yang terbaru merilis proyeksi ekonomi global, dengan memberi peringatan perekonomian dunia masih dalam kondisi genting, setelah berlalunya masa-masa pandemi Covid-19. Maka, perekonomian global masih akan terus melambat hingga 2024.

Dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2023, Bank Dunia mengungkapkan posisi kegentingan itu masih disebabkan berlarutnya efek pandemi, ditambah tak kunjung berakhirnya perang antara Rusia dan Ukraina, hingga pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara demi meredam tekanan inflasi.

Untuk proyeksi terbaru, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 masih lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 2022, yaitu dari 3,1% menjadi 2,1%. Lalu pada 2024 perkiraannya mulai membaik menjadi tumbuh 2,4% dan baru pada 2025 mampu kembali ke posisi 3%.

Proyeksi pertumbuhan Bank Dunia untuk 2023 sebetulnya mengalami revisi ke atas sebesar 0,4% dibanding proyeksi pada Januari 2023 yang sebesar 1,7%. Kendati begitu, untuk 2024 proyeksi mengalami revisi ke bawah sebesar minus 0,3% karena tekanan dari panjangnya pengaruh suku bunga acuan yang tinggi.

“Jadi, perekonomian dunia berada dalam posisi genting,” kata Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia.

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga sedikit menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia seiring dengan mulai meredanya inflasi dan pencabutan pembatasan ketat Covid di China. Namun, mereka turut memperingatkan proses pemulihan masih akan menghadapi jalan panjang.

Organisasi yang berbasis di Paris tersebut memperkirakan ekspansi ekonomi tahun ini sebesar 2,7%, naik dari 2,6% dalam laporan sebelumnya pada Maret. Tapi, secara keseluruhan proyeksi ekonomi global ini masih lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada 2022 sebesar 3,3%.

“Ekonomi global sedang berbelok tetapi menghadapi jalan panjang ke depan untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan,” tulis kepala ekonom OECD Clare Lombardelli dalam Economic Outlook OECD, dikutip dari AFP, Rabu (7/6/2023).

Gong 755 berupa penguatan 7 capaian ISEI yaitu reformasi AD/ART ISEI, kontribusi terhadap Kebijakan, Jurnal ISEI, LAMEMBA, ISEI indekx survey, dan inklusi ISEI, merupakan produk dan outpun serta outcome yang terus berusaha untuk dicapai seoptimal mungkin.

Berbagai peran ISEI di wilayah publik dan kebijakan pemerintah terus didorong baik di tingkat ISEI Pusat maupun cabang ISEI di seluruh Indonesia, ratusan aktivitas multi dimensi terus dilakukan.

Di sisi lain, 5 tantangan utama dalam 5 tahun ke depan, juga merupakan PR yang harus diselesaikan secara terukur berupa perubahan siklus ekonomi dan keuangan yang semakin cepat dan beresiko, siklus ekonomi di tahun 2025 dan siklus keuangan 2026, perlu disikapi dengan sistematis, polarisasi ekonomi dunia dari kekuatan China ke India, perubahan demografi, digitalisasi dan inklusi yang hijau, menjadi tantangan spesifik yang harus dibahas di seluruh cabang ISEI di Indonesia.

Selanjutnya 5 peran ISEI di kancah perekonomian Indonesia perlu diperkuat: melanjutkan dan memperkuat peran ISEI, stabilisasi sistem keuangan, hilirisasi, digitalisasi ekonomi dan keuangan yang hijau, serta empowerment anggota ISEI, adalah peran yang sampai sekarang harus mengakar dan membumi.

Gong 755, yang sudah didengungkan oleh Ketua Umum ISEI tersebut harus disambut oleh seluruh ISEI di Indonesia, dengan cara menerjamahkan 7 capaian, 5 tantangan, dan 5 peran tersebut, apakah bunyi gong 755 ini nyaring atau malah tidak berbunyi sama sekali, tergantung sampai seberapa jauh seluruh cabang ISEI menerapkannya dalam berbagai program.

Namun, pelan tapi pasti dalam progres sidang pleno yang sudah disampaikan oleh Ketua Umum ISEI telah menunjukkan secara nyata bahwa gong 755 tersebut sudah dan akan dilaksanakan di seluruh cabang ISEI di Indonesia.

Kita patut bangga dengan laporan yang disampaikan oleh seluruh ketua wilayah, yang sudah memaparkan progres selama tahun 2022 dengan portfolio yang penuh dengan aktivitas.

Beberapa PR yang membutuhkan pemikiran ISEI untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia baik secara langsung mapun tidak langsung adalah hajatan nasional berupa pemilihan umum, tentu flatform agenda presiden yang akan datang memberi warna pada strategi perekonomian nasional, kendala perekonomian Indonesia 2024, baik di tingkat global seperti hasil keputusan penyelenggaraan kepala negara ASEAN beberapa waktu lalu di Jakarta maupun agenda internasional lainnya dan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia baik versi IMF maupun World Bank perlu dicermati secara serius.

Penguatan digitalisasi sistem keuangan dan moneter yang dibahas di ruangan Serbaguna Kampus Universitas Bengkulu dengan berbagai pembicara memberikan indikasi kepada kita bahwa tantangan global semakin kompleks, isu keuangan internasional dan lingkungan serta ekonomi hijau dan hilirisasi seperti perdagangan karbon menjadi tema yang cukup “viral” di forum tersebut.

Selain itu, PR lain adalah pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga dimulai pada tahun 2024. Kesuksesan pemindahan IKN ke Provinsi Kalimantan Timur ini, tepatnya di Kabupaten Panajam Paser utara (PPU) dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, perlu dianalisa lebih dalam oleh rekan-rekan pengurus cabang ISEI di Indonesia.

Salah satu kontribusi dari ISEI Wilayah Timur yang diprakarsai oleh ISEI Cabang Makassar di bawah Komando Bapak Sultan telah melaksanakan bagian dari gong 755 tersebut dengan melaksanakan kegiatan Call for Paper yang berjudul “Dukungan Wilayah Sulampua terhadap Penguatan Konektivitas IKN sebagai Superhub Ekonomi” yang diikuti oleh puluhan penulis se-Indonesia, baik di kalangan dosen, peneliti, umum maupun mahasiswa, telah memberika rekomendasi yang signifikan terhadap perencanaan IKN.

Penulis meyakini, dengan kebersamaan dan sumbangan pemikiran serta konsep seluruh elemen ISEI, blueprint, roadmap dan milestone ekonomi Indonesia pasca pemilu dan pemindahan IKN dari Jakarta ke Nusantara, pasti akan memberikan kontribusi positif dalam proses pengambilan keputusan pemerintah pusat yang menyangkut perekonomian negara.

Walhasil, semangat lagu “Bento” yang mengguncang panggung wellcome party di benteng Morlbourough Bengkulu oleh Ketua Umum ISEI telah memberikan spirit dalam pelaksanaan sidang pleno dan seminar nasional tersebut, walaupun kehebohan lagu “Mati Lampu” namun pijaran lampu spot light yang mewarnai wellcome party tersebut tetap menyala di sepanjang benteng Morlbourough. (*Ketua ISEI Cabang Samarinda)

Berita
Lainnya