BAINDONESIA.CO – Tumpukan gulma yang tumbuh subur di sepanjang anak Sungai Mahakam yang terletak di RT 63 Kelurahan Loa Ipuh terbawa arus.
Tumpukan gulma tersebut menutupi arus sungai yang berada di bawah rumah-rumah warga. Sejumlah rumah yang terletak di Jalan Bekotok pun mendapat ancaman serius.
Pada Sabtu (20/1/2024), volume dan kepadatan gulma meningkat tajam. Akibatnya, kayu yang dijadikan fondasi Masjid Al-Hidayah patah.
Tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar telah dikerahkan untuk mengevakuasi dan membersihkan area terdampak.
Koordinator Lapangan Satgas Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kukar, Eko Surya Winata mengungkapkan, warga sekitar area sungai menyadari tumpukan gulma yang makin bertambah pada pukul 09.00 Wita.
Setelah itu, warga menghubungi BPBD Kukar untuk mendapatkan bantuan.
Meskipun belum ada korban jiwa, puluhan rumah warga mendapat ancaman dari gelombang gulma.
“Baru hari ini turun gulma dari hulu yang langsung banyak. Terus itu nyangkut di Jembatan Bekotok,” ungkap Eko kepada awak media.
Sementara itu, beberapa warga menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kerusakan lingkungan dan kehilangan properti.
Dedi (51), seorang warga setempat, menyampaikan keluhannya. “Kami merasakan dampak dari tumpukan (gulma) ini. Takutnya nanti tiang rumah kami patah juga jika ini tidak segera diatasi,” keluhnya dengan nada prihatin.
Selain memblokade aliran sungai, gulma juga menyebabkan air sungai mengalami tingkat kekeruhan tinggi sehingga mengganggu operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) 3 serta mengurangi kapasitas produksi dan distribusi Perumda Tirta Mahakam Cabang Tenggarong, khususnya di area operasional IPA 3.
“Jika tingkat kekeruhan melebihi ambang batas maksimal, maka operasional produksi IPA 3 akan dihentikan,” demikian pengumuman Perumda Tirta Mahakam. (jt/um)