KONI Kaltim Prediksi Hanya 20 Persen Atlet Bertahan ke PON XXII 2028

Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras. (Istimewa)

BAINDONESIA.CO – Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Timur (Kaltim) Rusdiansyah Aras mengungkapkan bahwa hanya sekitar 20 persen dari total atlet Kaltim yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) diperkirakan dapat melanjutkan perjuangan mereka di PON XXII Tahun 2028 yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pasalnya, dari total 659 atlet Kaltim yang berpartisipasi di PON 2024, sebagian besar diprediksi tidak akan dipertahankan untuk PON berikutnya.

Hal ini disebabkan oleh usia atlet yang semakin bertambah, serta munculnya atlet-atlet muda potensial yang akan menggantikan posisi mereka.

“Maksud saya, jumlah atlet yang bisa dipertahankan untuk PON di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur hanya sebagian kecil. Selebihnya tidak,” kata Rusdi, Sabtu (23/11/2024).

Menyikapi kondisi tersebut, dia menekankan, pentingnya regenerasi atlet. KONI Kaltim akan mendorong program kaderisasi di semua cabang olahraga (cabor) agar memastikan keberlanjutan prestasi di masa mendatang.

Ia mengungkapkan, mulai 2025 setiap cabor diwajibkan menggelar kejuaraan daerah (kejurda) junior sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan dari KONI Kaltim.

“Ini wajib untuk kaderisasi dan regenerasi. Kalau mereka tidak melaksanakan kejurda junior, kita tidak akan bantu kejurda senior,” tegasnya.

Rusdiansyah menambahkan, langkah ini untuk memastikan regenerasi atlet berjalan terarah, sekaligus meminimalkan potensi kecurangan dalam pengajuan bantuan.

Selain itu, KONI Kaltim akan memperketat administrasi untuk memastikan peserta kejurda junior benar-benar memenuhi kriteria usia.

Dia menyebutkan, setiap pengajuan bantuan untuk kejurda junior harus disertai dokumen seperti fotokopi ijazah dan akta kelahiran peserta.

“Dokumen-dokumen ini sangat penting agar kita benar-benar tahu bahwa yang bertanding itu memang junior. Jangan sampai hanya setor nama saja, lalu tiba-tiba muncul 20 nama tanpa verifikasi,” jelasnya.

Dengan upaya ini, ia berharap dapat menghindari manipulasi data usia atlet yang selama ini kerap menjadi kendala.

Rusdiansyah menegaskan bahwa KONI Kaltim siap mendukung penuh program tersebut demi keberlanjutan prestasi olahraga daerah.

Ada pun, dengan aturan baru tersebut, KONI Kaltim dapat mencetak lebih banyak atlet muda berbakat yang siap bertanding di PON 2028 dan kompetisi selanjutnya. “Harus siap, mau tidak mau kita harus siap,” pungkasnya. (Adv/her/jt)