BAINDONESIA.CO – Peternakan ayam kampung bisa menjadi alternatif usaha sampingan yang bisa menambah penghasilan.
Jemari (60), salah satu peternak ayam kampung di Jalan Melak 2, Gang Damai, RT 9, Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, mengatakan bahwa beternak ayam kampung paling mudah dibandingkan memelihara unggas lain.
“Bedanya dengan ayam potong, dalam 40 hari sudah harus dijual karena boros pakan. Makannya rakus. Kalau ayam kampung bisa dibiarin liar. Besarnya memang lambat. Sekitar umur 30 hari ayam kampung baru bisa dilepas liar,” jelasnya, Rabu (21/2/2024).
“Paling yang disediakan kalau beternak ayam kampung ini ya kandang untuk indukannya. Untuk tempatnya malam hari, untuk tempatnya telur, sama jaring disiapin agar ayam enggak kabur,” sambungnya.
Kata dia, ayam kampung hanya membutuhkan makanan dalam bentuk nasi yang dicampur dedak. Dedak bisa didapatkannya di Maluhu.
“Dedak saya cari di penggilingan padi sekitaran Maluhu sini. Harganya Rp 250 ribu satu karung. Isinya 50 kilo. Dedak 50 kilo itu bisa sampai satu bulan untuk jadi pakan ayam,” jelasnya.
Jemari memiliki 9 ekor induk dan 4 ekor ayam jantan. “Untuk hiburan saya di kampung sekaligus juga mencari rezeki. Kadang ada aja yang beli satu dua ekor indukan atau pejantan,” ucapnya.
Dalam satu induk ayam, dia mengaku bisa mendapatkan 13 butir telur. Sistem penetasan ayam kampung miliknya juga masih menggunakan penetasan manual: dierami oleh induk ayam.
“Kalau indukannya bagus, dia bisa menetaskan sampai 10 ekor anak ayam. Kadang kalau indukannya enggak bagus, dia bolak-balik kandang. Itu banyak yang enggak netas telurnya,” jelas Jemari.
Saat ini, ia menjual ayam kampung per kilogram dengan harga Rp 70 ribu. Sementara ayam yang telah dibersihkan dijual Rp 80 ribu per kilogram.
Jemari mengungkapkan bahwa ayam yang dipeliharanya kerap dibeli oleh rekan-rekannya. “Kalau sekarang sudah ada teman yang langsung ngambil. Ada juga yang datang langsung beli ke sini,” ungkapnya.
Dalam beberapa kesempatan, ayam yang berusia 1 bulan acap dibeli oleh para pembeli. Harganya Rp 25 ribu per ekor.
“Harganya bisa naik saat tahun baru atau hari raya Idulfitri,” tutupnya. (ia/um)