BAINDONESIA.CO – Pertanian merupakan sektor vital karena memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Pengamat pertanian yang juga Rektor Unikarta Prof. Ince Raden menyebut sektor pertanian sebagai pilar utama dalam menggerakkan roda perekonomian lokal.
Menurutnya, pertanian tak hanya sebatas kegiatan produksi pangan, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan sektor lain.
Dia menyampaikan bahwa berdasarkan produk domestik regional bruto, pertanian Kukar menempati posisi kedua di bawah sektor pertambangan.
“Alhamdulillah nilainya sudah mencapai 2 digit. Kisaran 13 persennya untuk sektor pertanian dalam arti luas,” ucapnya saat ditemui oleh wartawan BA Indonesia di kampus Unikarta Tenggarong pada Kamis (18/1/2024).
Prof. Ince juga menyoroti tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Kukar, seperti produksi beras yang sempat mengalami penurunan pada akhir tahun 2023.
Dalam pandangannya, penurunan tersebut tak membawa dampak berarti terhadap Kukar karena kontribusinya untuk Kalimantan Timur di sektor pertanian masih cukup tinggi.
“Kontribusi buat Provinsi Kalimantan timur itu kita masih mencapai 40 persen ke atas. Kalau enggak salah sekitar 46 persen untuk Kalimantan Timur,” jelasnya.
Dalam konteks ini, dia menilai Kukar memiliki potensi besar untuk berkontribusi lebih luas dalam menumbuhkan perekonomian Kaltim.
Kontribusi itu tak hanya dari sektor pertanian, tetapi juga dari sektor-sektor lain seperti perkebunan dan perikanan yang memberikan pengaruh bagi kesejahteraan masyarakat.
“Sektor pertanian, sektor perkebunan, dan sektor perikanan itu memang terlihat memiliki nilai yang cukup baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
“Karena kita bisa lihat dari nilai tukar petani, pekebun maupun nelayan itu sudah di atas 100. Itu artinya berusaha di sektor pertanian itu bisa memberikan nilai pendapatan yang bagus buat masyarakat sekitar sebagai indikator kesejahteraan,” ungkapnya.
Prof. Ince menambahkan bahwa buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman-tanaman yang semusim juga bisa dikembangkan karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Kata dia, masyarakat Kaltim menjadikan sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral. Kebutuhannya pun kian meningkat dari tahun ke tahun.
Ia menyebut peningkatan kebutuhan tersebut perlu dibarengi dengan ketersediaan suplai sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dari produk-produk pertanian lokal.
Menurut dia, pemerintah memerlukan strategi untuk meningkatkan produksi komoditas agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan pekebun, petani, dan nelayan.
Prof. Ince menjelaskan pengembangan pertanian Kukar dapat dilakukan melalui hilirisasi serta melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah dan perusahaan daerah.
“Tinggal kita mendorong agar hilirisasi ini segera tersentuh. Dari berbagai pihak tentunya pemerintah sebagai mediator, fasilitator untuk mendatangkan investor yang terkait dengan hilirisasi ini, ataupun perusahaan-perusahaan daerah untuk menggarap program-program hilirisasi yang berbasis bahan baku,” sarannya.
“Dengan adanya hilirisasi ini harapannya agar terjadi nilai tambah buat produk kita, sekaligus juga buat petani, pekebun maupun nelayan. Itu bisa menjadi nilai tambah buat mereka, karena bisa mendapatkan added value dari bahan yang mereka budidayakan,” tutupnya. (jt/um)