BAINDONESIA.CO – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Salehuddin mendorong persamaan hak dalam penyediaan sarana dan prasarana bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) di berbagai kabupaten dan kota di Kaltim. Salah satunya pembentukan program studi untuk para penyandang disabilitas.
Dia mengatakan bahwa SLB merupakan salah satu sekolah yang membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Khususnya pada sarana dan prasarana (Sarpras) di seluruh daerah di Kaltim.
“Pemprov Kaltim memberikan perhatian lebih kepada SLB di semua kabupaten dan kota, baik itu terkait sarana dan prasarana maupun kecukupan tenaga pendidiknya,” saran dia, Kamis (12/10/2023).
Politikus Golkar tersebut menilai persoalan SLB muncul karena guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang dapat menangani siswa berkebutuhan khusus tergolong minim di Kaltim.
Pihaknya telah mengusulkan agar Pemprov Kaltim melakukan upaya terhadap persoalan pendidikan luar biasa tersebut.
“Kami sudah pernah mengusulkan agar Pemprov Kaltim bisa bekerja sama dengan Universitas Mulawarman untuk membuka Prodi Pendidikan Luar Biasa. Sebab, di Kaltim belum ada kampus yang menyediakan Prodi tersebut,” bebernya.
Jumlah siswa disabilitas yang terus bertambah setiap tahun tak sebanding dengan jumlah SLB di Kaltim. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kekurangan rombongan belajar dan guru untuk SLB.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemprov Kaltim untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Ia berharap Pemprov Kaltim segera mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas SLB di Bumi Mulawarman.
Salah satunya dengan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membangun dan memperbaiki fasilitas SLB.
“SLB adalah bagian dari hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Kami berharap Pemprov Kaltim tidak mengabaikan hal ini dan memberikan prioritas kepada SLB,” imbuhnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, terdapat 34 SLB yang tersebar di Kaltim, yang terdiri dari 11 SLB negeri dan 23 SLB swasta.
Jumlah tenaga pendidik SLB negeri/swasta sebanyak 380 guru, sedangkan total siswanya sebanyak 2.507 orang. Idealnya, satu guru SLB hanya mengajari lima anak berkebutuhan khusus. (adv/rk/fb)