BAINDONESIA.CO – Pengusaha pemuda asal Kukar La Halimatu menguraikan sejumlah tantangan yang dihadapinya selama mengembangkan usaha di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).
Pria yang karib disapa Stive tersebut menyebutkan bahwa tantangan terbesar berusaha di kampus adalah saat memasuki hari libur.
Pada momentum tersebut, sambung dia, seluruh aktivitas di kampus dihentikan. Hal ini berdampak terhadap penurunan pendapatan usahanya.
“Waktu libur kampus, mau enggak mau secara pendapatan harus berkurang. Jadi kita harus mikir mau buka apa enggak,” ujarnya, Rabu (3/1/2023).
Dalam kondisi demikian, Stive tak kehabisan akal. Ia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan berbagai menu makanan dan minuman yang dijual di kedainya.
“Sosmed ini kita gunakan untuk memberi informasi kepada pelanggan kantin buka atau enggak, dan pelanggan bisa juga pesan lewat Sosmed,” jelasnya.
Kata dia, pengembangan usaha di Kampus Ungu dapat dilakukan oleh jajaran Unikarta dengan cara memperbanyak kegiatan unit kegiatan mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa.
Dengan begitu, sebut Stive, aktivitas di kampus tersebut akan tetap ramai meskipun sedang masa-masa libur. Hal ini pun dinilainya akan berdampak pada pendapatan para pelaku usaha yang berjualan di Unikarta.
“Kalau banyak aktivitas kan pasti banyak juga orang yang datang nongkrong. Kampus jadi rame. Kampus libur jangan sampai juga kita ikutan libur,” ucapnya.
Pelaku usaha di Unikarta, lanjut dia, juga membutuhkan bantuan modal dari pemerintah daerah, khususnya lewat program Kredit Kukar Idaman (KKI).
Ia menyarankan pemerintah daerah memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha untuk mendapatkan modal tersebut.
Stive meminta Pemkab Kukar mengubah persyaratan pengajuan, proses verifikasi, dan agunan dalam pengajuan KKI.
“Karena pengusaha pemula itu masih belum punya cukup aset. Kalau agunannya pakai BPKB motor sementara yang dipakai BPKB motor orang tua, syukur-syukur kalau punya, kalau enggak punya sama sekali, bagaimana?” tutupnya. (jt/um)