BAINDONESIA.CO – Warga Desa Kersik Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah membentuk Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar). Kelompok ini dibentuk untuk meningkatkan ekonomi dan memanfaatkan potensi lokal.
Keputusan ini menjadikan mereka sebagai pelopor dalam usaha garam rakyat di wilayah Kukar.
Ketua Kelompok Kugar Kersik 2, Sigit Sarlan menyampaikan, kelompok usaha ini lahir dari kerja sama antara warga yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam pengolahan garam.
Selain itu, pihaknya melihat peluang di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Saat ini, belum ada satu pun kelompok yang memproduksi garam karena dari dulu garam didatangkan dari daerah lain.
“Di Kaltim ini belum ada daerah yang memproduksi garam dan sejauh ini garam masih dipasok dari pulau-pulau sekitar,” ungkapnya kepada awak media Jumat (9/2/2024).
Sigit mengungkapkan bahwa anggota Kugar terdiri dari warga setempat. Sejauh ini, mereka yang bergabung berjumlah 12 orang. Jumlah ini akan bertambah seiring waktu berjalan.
Mereka mengambil langkah tersebut untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru serta memberikan peluang ekonomi kepada warga desa dengan memanfaatkan potensi alam setempat, terutama produksi garam.
“Ini menjadi media belajar untuk teman-teman kelompok. Dan karyawan ini sendiri 100 persen warga lokal,” terangnya.
Kata dia, pemerintah daerah memberikan dukungan dalam pembangunan rumah panel untuk produksi garam beserta bantuan peralatan pendukung lainnya.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif terhadap perkembangan industri garam rakyat dan mengangkat kesejahteraan masyarakat Desa Gresik.
“Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten sangat mendukung karena program garam sendiri itu jadi program nasional Indonesia. Saat kita coba mengembangkan garam, support pemerintah sangat baik,” paparnya.
Keberhasilan kelompok usaha garam rakyat ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kukar untuk menggali potensi lokal mereka. Melalui kerja sama dan semangat gotong royong, Desa Gresik membuktikan bahwa inovasi ekonomi dapat dimulai dari tangan-tangan kreatif di tingkat lokal.
“Harapannya bisa tetap konsisten dan menjadi contoh untuk yang lain. Semoga ke depannya Kaltim ini bisa mandiri secara produksi garamnya,” pungkasnya. (jt/um)